IATA Terbitkan Cetak Biru untuk Memulihkan Mobilitas Global

IATA
Foto : John Oswald

Airportman.id – International Air Transport Association (IATA) menerbitkan dokumen berjudul From Restart to Recovery: a Blueprint for Simplifying Air Travel sebagai cetak biru pemulihan penerbangan pada fase berikutnya. Dokumen tersebut diterbitkan dengan tujuan untuk menyederhanakan perjalanan udara dalam konteks COVID-19.

IATA meminta para pemimpin negara untuk mengadopsi langkah-langkah sederhana, dapat diprediksi dan praktis untuk memfasilitasi peningkatan trafik perjalanan udara secara aman dan efisien seiring mulai dibukanya kembali perbatasan di banyak negara. Dokumen cetak biru tersebut berfokus pada tiga bidang utama untuk menyederhanakan perjalanan udara internasional, yaitu :

  1. Penyederhanaan protocol kesehatan dengan menghilangkan hambatan perjalanan untuk pelaku perjalanan udara yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap dan tes antigen untuk pelaku perjalanan udara yang belum divaksinasi;
  2. Implementasi solusi digital untuk proses verifikasi dokumen kesehatan (sertifikat vaksinasi dan hasil tes COVID-19), pengumpulan informasi pelaku perjalanan udara dan komunikasi persyaratan perjalanan;
  3. Penerapan tindakan COVID-19 yang proporsional dan berbasis risiko dengan proses peninjauan berkelanjutan.

“Ketika pemerintah menetapkan proses untuk membuka kembali perbatasan, sejalan dengan apa yang mereka sepakati dalam Ministerial Declaration of the ICAO High Level Conference of COVID-19, cetak biru ini akan membantu mereka dengan praktik yang baik dan pertimbangan praktikal. Selama beberapa bulan kedepan kita perlu beralih dari pembukaan perbatasan secara individu ke pemulihan jaringan transportasi udara global yang dapat menghubungkan kembali masyarakat dan memfasilitasi pemulihan ekonomi,” jelas Wakil Direktur Jenderal IATA, Conrad Clifford.

Cetak Biru tersebut bertujuan untuk mefasilitasi peningkatan konektivitas global secara efisien. “Kita harus memiliki proses untuk mengelola peningkatan perjalanan internasional dengan aman dan efisien saat perbatasan kembali dibuka. Dengan pengalaman operasional di masa pandemi selama lebih dari 18 bulan dan umpan balik dari pelaku perjalanan, kami tahu bahwa kesederhanaan, prediktabilitas, dan kepraktisan adalah sangat penting. Itu bukan lah kenyataan hari ini. Lebih dari 100.000 tindakan terkait COVID-19 telah diimplementasikan oleh pemerintah di seluruh dunia. Kompleksitas ini merupakan penghalang bagi mobilitas global yang diperburuk oleh inkonsistensi yang telah diciptakan oleh tindakan-tindakan tersebut di antara negara-negara.” tambah Clifford.

Rekomendasi utama dalam dokumen IATA tersebut terkait Penyederhanaan Protokol Kesehatan yaitu :

  • Menghilangkan seluruh pengalang perjalanan (termasuk karantina dan tes COVID-19) untuk pelaku perjalanan yang sudah divaksinasi lengkap dengan vaksin yang disetujui WHO
  • Perjalanan bebas karantina untuk pelaku perjalanan yang belum divaksinasi dengan hasil tes antigen negatif sebelum keberangkatan.

Rekomendasi utama dalam dokumen IATA tersebut terkait Implementasi Solusi Digital untuk Verifikasi Dokumen Kesehatan yaitu :

  • Dokumen kesehatan digital (sertifikat vaksinasi dan hasil tes COVID-19) untuk pencatatan status kesehatan.
  • Portal Web atau aplikasi dimana pelaku perjalanan dapat menunjukan dokumen kesehatan mereka secara langsung untuk verifikasi.
  • Platform Web yang memberikan penjelasan tentang persyaratan masuk yang disesuaikan dengan status tempat tinggal pelaku perjalanan, status kesehatan, riwayat perjalanan dan variable lain yang diperlukan.

Rekomendasi utama untuk Penerapan tindakan COVID-19 yang proporsional dan berbasis risiko, yaitu :

  • Mempublikasikan penilaian risiko yang digunakan untuk membuat keputusan terkait perjalanan internasional untuk meningkatkan prediktabilitas bagi konsumen dan industry.
  • Meninjau kembali proses yang ada dan menerapkan klausul “sunset” (masa berlaku) pada tindakan kesehatan masyarakat untuk memastikan bahwa mereka hanya berlaku selama diperlukan.
  • Mengembangkan roadmap untuk memulihkan konektivitas penerbangan di fase pasca pandemi.

Clifford lebih jauh berkomentar, “Perjalanan itu penting. Sebelum pandemic COVID-19, sekitar 88 juta mata pencaharian terhubung langsung dengan penerbangan. Ketidakmampuan untuk bepergian secara bebas melalui udara telah berdampak pada kualitas hidup miliaran orang. Kami tahu bahwa para pelaku perjalanan merasa percaya diri dengan penerapan langkap-langkah keamanan COVID-19. Tetapi mereka dengan jelas memberi tahu kami bahwa pengalaman perjalanan saat ini perlu ditingkatkan dengan informasi yang lebih baik, pemrosesan yang lebih sederhana dan digitalisasi. The Ministerial Declaration of the ICAO HLCC sejalan dengan G20 dan G7 dalam menegaskan bahwa pemerintah ingin memulihkan manfaat social dan ekonomi dari mobilitas global. Untuk itu, industry dan pemerintah harus bekerja sama dengan visi bersama tentang proses yang nyaman bagi pelaku perjalanan, efektif bagi pemerintah, dan praktis bagi industri.

Picture of Airportman Indonesia

Airportman Indonesia

Share this article to your social media:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

en_USEnglish