Airportman.id – Boarding bridge atau Garbarata, sebutannya di indonesia, adalah jembatan berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam atau keluar dari pesawat.
Di Indonesia, penyebutan garbarata berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu garba yang memiliki arti perut, Rahim atau wadah, dan ratha yang artinya kereta. Sementara dalam bahasa jawa, garba memiliki arti lain yaitu menggandeng/menyambung. Sehingga dengan kata lain dapat diartikan wadah atau kereta yang menghubungkan.
Sejarah garbarata tidak dapat terlepas dari peran Frank Der Yuen, seorang insinyur penerbangan berkebangsaan Amerika Serikat. Der Yuen adalah penemu konsep garbarata bersama dengan Francis B. Johnson, konsep awal tersebut diberi nama Aero-Gangplank.
Sejarah tentang Aero-Gangplank ditulis oleh Charles Waldheim dalam “Aero-Gangplank and the Avant-Garde” pada tahun 2019 dalam LOG 46. Aero-Gangplank pertama kali dipasang di Bandara Internasional O’Hare, Chicago pada 28 Maret 1958. Peristiwa itu diabadikan dalam laman berita Chicago Tribune dengan judul “Folding Bridge Used at O’Hare: Public Boards Plane Under Shelter”.
Aero-Gangplank ini dikembangkan oleh Lockheed Air Terminal, Inc. berdasarkan konsep yang dibuat oleh Frank Der Yuen. Kemudian dilisensikan oleh United Air Lines untuk kemudian dibuat dan dipasang di Bandara O’Hare. Setelah kesuksesan pemasangan dan pengoperasian Aero-Gangplank tersebut, Frank Der Yuen dan Lockheed mengajukan paten desain Aero-Gangplank pada 27 Juli 1960 dan mendapatkan paten resmi pada 30 Oktober 1962 dengan nomor paten US3060471.
Desain awal Aero-Gangplank sesuai paten dan yang terpasang di O’Hare adalah sebuah jembatan yang dirancang dengan tiga bagian utama, yaitu Aircraft Entry Vestibule, Covered Passageway dan Terminal Vestibule.
Pada Aircraft Entry Vestibule terdapat ruang kendali operator untuk mengoperasikan kontrol secara manual untuk menggerakkan mekanisme daya dan untuk menyetir struktur pendukung mobile di bawahnya. Aircraft Enry Vestibule ini dapat berotasi, dinaikkan dan diturunkan, sertaj maju dan mundur untuk menyesuaikan posisi pintu pesawat. Agar pesawat tidak mengalami kerusakan pada saat vestibule menempel, dipasang bumper dengan bentuk menyesuaikan kontur badan pesawat di sekitar pintu.
Covered Passageway atau struktur lorong tertutup terdapat tiga bagian yang bisa bergerak secara teleskopik (memanjang-memendek) sehingga dapat menjangkau pesawat pada jarak yang cukup jauh dari terminal.
Terminal Vestibule merupakan bagian yang menempel pada bangunan terminal. Bagian ini dapat berotasi agar dapat menjangkau pesawat yang dilayani, dan juga dapat diputar kembali ke posisi mendekat ke terminal pada saat tidak digunakan.
Setelah kesuksesan debutnya di Bandara O’Hare, Aero-Gangplank menjadi standar terbaru untuk boarding bridge di seluruh dunia dan banyak dipasang di penjuru Amerika Serikat pada kala itu.
Airportman.id adalah sebuah platform media online. Apa yang membuat kami berbeda dengan platform lain adalah kami berfokus pada dunia bandar udara. Komitmen kami adalah untuk memberikan edukasi dan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan industri, teknologi, ekosistem maupun kegiatan di bandar udara. Airportman.id juga menjadi wadah untuk berdiskusi, menyampaikan uneg-uneg, pendapat, kritik, saran maupun gagasan yang membangun untuk memajukan dunia kebandarudaraan di Indonesia dan dunia.