Airportman.id – Pada tahun 1960-an, Perdana Menteri Singapura saat itu Lee Kuan Yew menggalakkan program penciptaan lingkungan yang bersih dan hijau untuk meningkatkan kualitas hidup warganya di hutan beton yang keras. Inilah awal mula perkembangan Singapura dikenal menjadi city in the garden. Dikutip dari rainforest.mongabay.com, Singapura saat ini memiliki total 2.000 ha hutan tropis atau 3% dari luas total wilayahnya. Selain itu Singapura juga memiliki tidak kurang dari 350 taman buatan. Salah satu taman yang terkenal adalah Garden by the Bay dengan taman indoor Cloud Forest–nya yang memiliki luas total mencapai 100 ha. Pengembangan area hijau ini terus berlanjut. Pada tahun 2014 Singapura mulai membangun taman indoor lain berlokasi di Bandara Changi yang kemudian diberi nama Jewel Changi. Taman indoor ini menjadi bagian dari pengembangan kapasitas Bandara Changi dari 65 juta pax per tahun menjadi 130 juta pax per tahun di tahun 2030.
Jewel Changi merupakan bangunan transit untuk publik yang menghubungkan T1,T2, dan T3. Bangunan yang dibuka sejak April 2019 ini terdiri dari 10 lantai (5 lantai tingkat dan 5 lantai basement) dengan luas total mencapai 135.700 m2. Dilengkapi fasilitas early check-in, shopping, entertaint, hotel dan taman tropis untuk bersantai di roof top-nya akan membuat pengunjung atau calon penumpang yang sedang transit menjadi betah dan nyaman menghabiskan waktunya disini.
Fasilitas yang ditawarkan di Jewel antara lain hotel transit di lantai 4 berkapasitas 130 kamar. Konter early check-in, konter pengembalian pajak, layanan bagasi tertinggal, CIP Lounge, dan fasilitas lainnya untuk menunjang kebutuhan calon penumpang tersedia di lantai 1. Pusat perbelanjaan tersedia di lantai 2-4. Lantai basement difungsikan sebagai area parkir berkapasitas 2500 slot kendaraan, food hall, bioskop dan taman immersion. Lantai paling atas digunakan sebagai area taman yang ditumbuhi pohon-pohon tropis dengan ketinggian hingga delapan meter. Diperlukan timbunan tanah hingga 5 meter untuk media tanam aneka jenis pepohonan disini.
Moshe Safdhie sebagai lead architect dalam proyek ini juga menambahkan air terjun buatan di dalamnya sebagai salah satu atraksi utama untuk menarik minat pengunjung. Air sebanyak 1000 galon per menit akan jatuh dari puncak kubah Jewel hingga basement lima setinggi 40 meter. Air terjun buatan indoor ini pernah menjadi yang tertinggi di dunia sebelum Cina membangun yang lebih tinggi. Sekarang air terjun ini menjadi pusat keramaian dan menjadi spot favorit pengunjung untuk berswafoto bersama.
Menikmati suasana air terjun dikelilingi lembah yang berisi pohon-pohon tropis menjadi pilihan yang tepat karena Singapura sebagai negara kecil tidak memiliki banyak pengalaman seperti ini. Diharapkan atraksi ini dapat menjadi destinasi wisata baru bagi warga Singapura dan semakin memperkuat image Singapura sebagai city in the garden. Uap air terjun juga berguna untuk mendinginkan suhu di dalam kubah kaca yang tentu akan panas disiang hari. Sebelum turun dari vortex di tengah kubah, air dialirkan di sekitar atap kubah untuk membantu mendinginkan suhu di luar kubah.
Dalam hal konektivitas, Safdie Architects mendesain Jewel menjadi sangat vibrant atau mudah diakses dari banyak sisi. Kemudahan konektifitas ini salah satu kunci dalam perencanaan ruang publik yang berhasil. Jewel terhubung langsung dengan Terminal 1 dan terminal bus Changi. Untuk menuju Terminal 2 dan Terminal 3 disediakan jalur pejalan kaki yang dilengkapi travelator. Jewel juga dihubungkan dengan skytrain dimana penumpang skytrain akan melewati air terjun dan lembah berisi pohon-pohon tropis yang menampilkan pemandangan yang menakjubkan. Pengunjung akan merasa sedang di dalam hutan tropis karena rimbun dan lebatnya pepohonan di sini.
Pengunjung akan mudah mengenali bangunan ini karena letaknya berada di pusat Bandara Changi dan bentuknya yang menyerupai cangkang kaca raksasa. Tepatnya cangkang ini berbentuk toroidal dengan adanya lubang di sisi atasnya. Jewel diselubungi oleh kubah kaca mulai dari fasade bawah hingga ujung atap. Bentuk yang unik ini mengingatkan kita pada tetesan embun. Seperti bulir-bulir embun di pagi hari, Jewel diharapkan menjadi penyejuk diantara tiang-tiang beton bandara. Dengan denah berbentuk oval, Jewel juga menjadi pembeda diantara bangunan lain yang didominasi bentuk-bentuk kubus.
Dari pembahasan Jewel Changi ini kita belajar bahwa untuk menciptakan bangunan penunjang bandara yang sukses menarik minat pengunjung diperlukan beberapa konsep desain diantaranya: desain bangunan yang ikonik, menarik, vibrant (mudah diakses pengunjung) dan memiliki uniqueness attraction yang jarang dijumpai di daerah lain. Dikutip dari www.straitstime.com pengunjung Jewel perhari mencapai 300.000 visitor atau 100 juta pengunjung pertahun pada tahun 2019.
Airportman.id adalah sebuah platform media online. Apa yang membuat kami berbeda dengan platform lain adalah kami berfokus pada dunia bandar udara. Komitmen kami adalah untuk memberikan edukasi dan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan industri, teknologi, ekosistem maupun kegiatan di bandar udara. Airportman.id juga menjadi wadah untuk berdiskusi, menyampaikan uneg-uneg, pendapat, kritik, saran maupun gagasan yang membangun untuk memajukan dunia kebandarudaraan di Indonesia dan dunia.