Bandara Barajas: Menjadi Preseden Bandara Dengan Konstruksi Bambu

Photo by Estudio Lamela & Rogers Stirk Harbour + Partners via Archdaily

Airportman.id – Bandara Barajas, Madrid (MAD) adalah bandara tersibuk di Spanyol. Bandara yang beroperasi sejak tahun 1931 ini mengakomodasi pergerakan penumpang hingga 61,7 juta pax dan pergerakan kargo 550.000 ton pada tahun 2019 sebelum menurun drastis Ketika pandemi Covid C-19 melanda seluruh dunia hingga 2022.

Diambil dari nama daerah disekitarnya, Bandara Barajas terletak hanya 12 kilometer dari utara Kota Madrid. Dengan jarak yang relatif  dekat dan tersedia beragam pilihan transportasi seperti bus, kereta antar kota, MRT, hingga highway jika menggunakan kendaraan pribadi, Bandara Barajas sangat mudah diakses. Pada tahun 1950-an Bandara Barajas telah mengalami pertumbuhan penumpang hingga setengah juta penumpang pertahun sehingga diperlukan perluasan fasilitas bandara seperti terminal penumpang dan parking stand pesawat.

Dengan kapasitas bandara saat ini hingga 70 juta pax pertahun, Bandara Barajas dilengkapi dengan empat landas pacu dengan panjang bervariasi yaitu 3.500 meter (2 runway), 4.100 meter, dan 4.350 meter, sejumlah taxiway dan lebih dari 100 aircraft stand. Fasilitas sisi udara ini didesain untuk dapat mengakomodasi pengoperasian beragam jenis pesawat terbang mulai dari code C seperti Airbus A320 atau Boeing B737; Code E seperti Airbus A330 atau Boeing B777; hingga code F yaitu Airbus A380.

Pada tahun 2000 Barajas airport mendapatkan pemugaran dan perluasan untuk terminal penumpanganya dan pembangunan landas pacu ketiga dan keempat. Pada tahun 2006 perluasan terminal penumpang yang diberi nama T4 (Terminal 4) dan T4 satelit rampung. Dua terminal ini memiliki luas total 750.000 m2 yang dapat menampung hingga 35 juta penumpang pertahunnya atau 120 penerbangan tiap jamnya. Bandara Barajas memiliki total lima terminal penumpang yaitu T1, T2, T3, T4, dan T4 satelite.

Tampak Luar Terminal 4 Bandara Barajas. (Foto oleh Estudio Lamela & Rogers Stirk Harbour + Partners via Archdaily)

Sayembara terminal penumpang T4 dan T4 satelite dimenangkan oleh biro konsultan Rogers Stirk Harbours+Partners yang dipimpin oleh James Stirling. James stirling adalah tiga sekawan dari arsitek Inggris yang mengenalkan langgam/gaya desain hi-tech architecture pada karya desainnya. Selain James Stirling adalah Norman Foster dan Richard Rogers yang juga mempopulerkan langgam ini. Langgam ini menyimbolkan sebuah bangunan yang beradaptasi dengan zaman modern dengan mengadopsi teknologi-teknologi inovatif pada masanya dan kadang mengkombinasikan dengan material yang digunakan pada masa lampau. Karya James Stirling dengan langgam seperti ini antara lain Neue Staatsgallerie di Jerman. Pada desain galeri seni ini James Stirling mengkombinasikan material dan teknologi baru dengan material yang banyak digunakan bangunan-bangunan Eropa di era Renaissance.

Langgam ini memiliki beberapa ciri khas seperti penggunaan struktur bangunan yang diekspos dengan desain yang lebih estetis secara visual, penggunaan material modern untuk menampilkan kesan kebaharuan, desain yang terlihat dinamis dan ringan serta bangunan yang sustain/berkelanjutan secara lingkungan dengan penggunaan energi yang lebih rendah.

Kolom-kolom pada area boarding yang dibedakan dengan beberapa warna (Foto: Estudio Lamela & Rogers Stirk Harbour + Partners via Archdaily)

Struktur utama bangunan terminal penumpang yaitu kolom baja didesain seperti piramida terbalik. Di satu titik terdapat empat kolom baja bersama dengan puluhan kolom dengan desain yang sama menyangga atap berbentuk gelombang. Kolom-kolom ini terlihat memiliki warna berbeda seperti warna kuning, merah, biru yang mewakili tiap area di dalam terminal. Jika kolom di area check-in berwarna merah sedangkan di boarding gate berwarna merah, hijau atau biru yang dibedakan berdasarkan nomor gate. Dengan bentang kolom struktur hingga mencapai 45 meter tentu diperlukan desain tertentu untuk memasukan cahaya matahari kedalam bangunan selain dari glass wall disekeliling bangunan terminal. James Stirling membuat void-void/bukaan di tiap titik kolom terminal. Penggunaan kolom dengan desain piramida terbalik dan void-void di atap terminal mengingatkan kita pada desain Bandara Standsted-London karya Norman Foster.

Walaupun memiliki kemiripan langgam dan konsep desain dengan Bandara Stansted London Karya Norman Foster, James Stirling memiliki ciri khas yang berbeda dan memberikan nilai tambah pada desainnya. James Stirling menggunakan material bambu sebagai ceiling untuk seluruh area terminal penumpang. Penggunaan bambu ini memiliki kelebihan dibandingkan material jenis lain dalam hal keberlanjutan lingkungan, inovasi/kebaruan, dan ekspresi visual yang ditampilkan.

Secara lingkungan material bambu dikenal sebagai material alam yang memiliki regenerasi yang singkat atau masa tumbuh yang cepat sehingga penggunaannya dalam jumlah yang besar tidak berpengaruh signifikan pada kerusakan lingkungan. Bambu dapat tumbuh hingga mencapai 90 sentimeter per hari. Dalam proses pengolahan bambu hingga siap digunakan pada bangunan juga menghasilkan jejak karbon/ carbon footprint jauh lebih rendah dibandingkan material lainnya. Contohnya jika material beton menghasilkan 17 ton CO2 atau besi 6 ton CO2, sedangkan pengolahan material bambu hingga siap digunakan hanya menghasilkan 300 kilogram CO2.

Selain ramah lingkungan, dengan luas ceiling mencapai 175.000 m2 atau setara 25 kali lapangan bola, penggunaan material bambu menjadi sebuah inovasi desain saat itu. Barajas menjadi bandara yang menggunakan material bambu paling luas hingga saat ini. Penggunaan material bambu untuk ceiling diseluruh area terminal yang mendominasi secara visual , juga memberikan kesan hangat, nyaman, alami dan ramah bagi setiap pengunjung bandara.

Walaupun merupakan material alam yang rentan mengalami kebakaran, ceiling bambu di Bandara Barajas telah mengalami pengolahan kimiawi sehingga tidak mudah terbakar dan memiliki masa pakai yang lebih lama dibandingkan bambu yang tanpa pengolahan.

Dengan segala kelebihan desain struktur dan pemilihan material yang berkelanjutan secara lingkungan, Bandar Barajas-Madrid menjadi salah satu preseden bandara dengan konstruksi bambu yang dapat menginspirasi desain bandara lainnya.

Picture of Ridwan Harry

Ridwan Harry

Bagikan artikel ini di media sosial Anda:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian