Airportman.id – Beijing Daxing International Airport adalah bandara terbesar di Republik Rakyat Tiongkok dan di masa datang akan menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia. Pada tahap pertama, bandara ini memiliki kapasitas 72 juta penumpang pertahun dan pada tahap berikutnya akan dikembangkan menjadi 100 juta penumpang pertahun di 2040. Kapasitas tahap pertama diperkirakan akan tercapai dalam waktu 5-10 tahun sejak bandara ini mulai beroperasi.
Pembangunan bandara ini dimulai pada tahun 2014 hingga dioperasikan pada 30 September 2019 bertepatan dengan 70 tahun berdirinya RRT. Perencanaan bandara ini membutuhkan waktu tidak kurang dari tiga tahun sejak 2011. Penyusunan desain masterplan bandara oleh konsultan perencanaan bandara asal Belanda, NACO. Sedangkan untuk desain terminal penumpang dikerjakan oleh konsultan Prancis, ADP Ingeneire yang bekerja sama dengan Konsultan Zaha Hadid Architect.
Bandara yang terletak 67 km dari Kota Beijing ini menghabiskan biaya konstruksi tidak kurang dari $ 17,4 milyar atau sekitar Rp 250 Triliun. Dengan dioperasikannya Bandara Daxing, maka Beijing Capital International Airport bukan lagi menjadi bandara utama Beijing setelah 80 tahun beroperasi.
Bandara Daxing menjadi bandara hub untuk beberapa maskapai RRT, antara lain Air China Airlines, China Eastern Airlines, China Southern Airlines, dll. Banyaknya maskapai yang menjadikan bandara ini sebagai bandara hub mereka akan mengakibatkan tingginya kebutuhan jumlah parking stand yang diperlukan untuk parkir RON (Remain Over Night) armada mereka.
Besarnya kapasitas bandara ini tentu tidak terlepas dari kebutuhan transportasi udara yang sangat tinggi di negara tersebut. Dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia (1,4 milyar jiwa di tahun 2020), dan merupakan negara dengan luas wilayah terbesar ketiga di dunia, RRT mencatat jumlah pergerakan penumpang pesawat udara mencapai 660 juta penumpang pada tahun 2019. Jumlah pergerakan penumpang ini setara dengan tiga kali jumlah pergerakan penumpang pesawat udara di Indonesia tahun 2019.
Untuk melayani pergerakan penumpang pada tahap pertama sebanyak 72 juta penumpang pertahun, Bandara Daxing dilengkapi terminal penumpang seluas 700.000 m2. Terminal penumpang ini merupakan terminal penumpang tunggal terbesar di dunia. Dengan luas setara 2,5 kali terminal penumpang T3 Bandara Soekarno Hatta-Cengkareng, Zaha Hadid sang arsitek terminal ini mendesain massa bangunan dengan konsep finger pier yang menyerupai bintang laut yang dilengkapi dengan lima cabang atau pier sebagai area boarding gate penumpang. Secara keseluruhan terminal ini dilengkapi dengan 79 gate keberangkatan dimana 8 diantaranya untuk melayani pesawat penumpang terbesar di dunia saat ini, Airbus A380. Dengan konsep massa bangunan seperti ini akan mengurangi walking distance penumpang dari area check in hingga ke area boarding gate dibandingkan jika terminal didesain dengan konsep linear seperti pada terminal T3 CGK.
Bandara ini dilengkapi dengan lima runway dan apron dengan kapasitas 268 parking stand. Dari lima runway tersebut tiga runway diantaranya adalah runway utama yang langsung terhubung dengan terminal penumpang berbentuk bintang laut dan dua runway lainnya untuk mendukung fungsi militer, kargo dan MRO (Maintenance Repair and Overhaul).
Dari 268 parking stand tersebut, 79 diantaranya adalah contact parking stand yang langsung terhubung dengan terminal penumpang. Sisanya adalah remote parking stand yang jarak terjauhnya menuju terminal penumpang dapat mencapai dua kilometer. Walaupun memiliki 79 gate yang dilengkapi dengan Passenger Boarding Bridge (PBB) jumlah ini menurut penulis masih belum ideal jika dibandingkan kebutuhan untuk penyediaan passenger boarding gate. Dengan asumsi 70% penumpang berangkat dan 70% penumpang datang menggunakan PBB serta asumsi peak hour mencapai 25.000 pax saat trafik penumpang mencapai 72 juta penumpang per tahun, maka sekurang-kurangnya bandara ini membutuhkan tidak kurang dari 100 PBB.
Bandara ini memiliki empat runway 3800 meter x 60 meter dengan nomor threshold 18-36, 17R-35L dan 17L-35R, 11L-29R dan satu runway dengan panjang 3.400 meter x 60 meter dengan nomor threshold 01R-19L. Jika dilihat dari GoogleEarth per pertengahan 2020 runway nomor 17R-35L terlihat diberi marka silang menandakan runway tersebut belum dapat dioperasikan.
Dengan jumlah rapid taxiway sebanyak 8 buah, runway 17R-35L dan runway 01R-19L diperkirakan akan dikhususkan untuk melayani pergerakan take off dan landing pesawat narrow body. Sedangkan Runway 17L-35R dengan jumlah rapid exit taxiway lebih sedikit yaitu hanya empat unit saja diperkirakan untuk mengakomodasi pergerakan take off dan landing pesawat wide body. Walaupun tentu kedua runway ini dapat digunakan untuk pesawat narrow body hingga wide body secara bergantian karena memiliki panjang runway yang memenuhi persyaratan untuk kedua jenis pesawat tersebut dan kekuatan PCN runwaynya juga diperkirakan setara. Namun pemisahan pergerakan take off dan landing berdasarkan jenis pesawat ini berguna untuk meningkatkan kapasitas runway tersebut. Dengan jenis pesawat yang sama misal narrow body saja atau wide body saja maka jarak antar pesawat tersebut saat approach landing maupun takeoff dapat lebih dekat jika dibandingkan dengan jarak antar pesawat yang berbeda ukuran sehingga kapasitas runway dapat bertambah. Ditambah lagi dengan banyaknya jumlah rapid exit taxiway atau perpendicular taxiway semakin mengurangi runway occupancy time masing-masing pesawat.
Sedangkan untuk runway 11L-29R digunakan sebagai runway pendukung kegiatan bisnis kargo dan MRO atau dapat digunakan sebagai runway cadangan jika runway utama tidak dapat dioperasikan. Runway 18-36 adalah runway untuk kegiatan penerbangan militer.
Pada tahap pengembangan ultimate adalah pembangunan runway 01L-29R dengan panjang 3.400 meter dan runway 11R-29L dengan panjang 3.300 meter serta penambahan kapasitas apron menjadi sekitar 390 parking stand. Untuk pengembangan fasilitas sisi darat salah satunya adalah pembangunan terminal penumpang di sisi selatan area bandara dengan luas sekitar 300.000 m2 sehingga kedua terminal ini memiliki total kapasitas hingga 100 juta penumpang per tahun.
Airportman.id adalah sebuah platform media online. Apa yang membuat kami berbeda dengan platform lain adalah kami berfokus pada dunia bandar udara. Komitmen kami adalah untuk memberikan edukasi dan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan industri, teknologi, ekosistem maupun kegiatan di bandar udara. Airportman.id juga menjadi wadah untuk berdiskusi, menyampaikan uneg-uneg, pendapat, kritik, saran maupun gagasan yang membangun untuk memajukan dunia kebandarudaraan di Indonesia dan dunia.