Forecasting dalam Perencanaan Bandar Udara

Forecasting
Foto : UX Indonesia

Airportman.id – Forecasting atau Prakiraan merupakan tahap awal dan penting dalam perencanaan suatu bandar udara. Prakiraan harus memberikan panduan yang masuk akal dan kuat untuk tingkat aktivitas penerbangan di masa depan berdasarkan data terbaru yang tersedia.

Dalam prosesnya, prakiraan haruslah menggunakan teknik yang tepat, didukung oleh informasi yang diperoleh dari penelitian dan memberikan justifikasi yang memadai untuk perencanaan dan pengembangan bandar udara.

Prakiraan aktivitas penerbangan yang digunakan untuk perencanaan infrastruktur bandar udara biasanya dikembangkan untuk jangka waktu 20 hingga 30 tahun karena sifat padat modal proyek infrastruktur bandar udara dan siklus hidupnya. Prakiraan biasanya disajikan dalam peningkatan lima tahunan.

Berikut adalah data-data dan informasi serta pendekatan yang digunakan untuk menyusun prakiraan aktivitas penerbangan dalam perencanaan bandar udara, sebagai berikut:

Basis Ekonomi untuk Perjalanan Udara

Salah satu langkah awal dalam menyusun prakiraan kegiatan penerbangan adalah dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan karakteristik bisnis, ekonomi, perdagangan, dan pariwisata wilayah yang dilayani oleh bandar udara. Dalam kebanyakan kasus, ekonomi dan pariwisata adalah pendorong utama lalu lintas penumpang udara, sementara ekonomi dan perdagangan adalah pendorong utama lalu lintas kargo udara.

Dalam mengembangkan basis ekonomi penting untuk menentukan dan mengumpulkan data-data : 1) Wilayah tangkapan bandar udara (Airport Catchment Area), 2) Indikator Sosial Ekonomi, 3) lalu lintas penumpang transfer, 4) Imbal Hasil Maskapai (Airline Yields), 5) Tren Pariwisata, 6) Perdagangan, 7) Transportasi Antarmoda dan yang terakhir adalah melakukan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan tersebut.

Aktivitas Penerbangan Terdahulu

Analisis data historis memberikan peluang untuk memahami faktor yang mungkin menyebabkan peningkatan atau penurunan lalu lintas dan bagaimana faktor tersebut dapat berubah di masa mendatang. Memahami hubungan historis antara ekonomi (permintaan) dan aktivitas penerbangan (penawaran) di bandar udara subjek akan membantu menyusun prakiraan.

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah pengumpulan data, menentukan peran bandar udara, menganalisis tren penumpang historis, menganalisis tujuan teratas domestic dan internasional, menganalisis pangsa pasar maskapai historis, menganalisis tonase kargo udara historis, mengklasifikasi pergerakan historis berdasarkan segmen, menganalisis faktor-faktor dampak prakiraan.

Analisis Persaingan

Analisis persaingan digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan pesaing saat ini dan calon pesaing, termasuk moda transportasi lainnya. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menampilkan posisi kompetitif bandar udara yang menjadi subjek versus bandar udara lain dalam catchment area yang sama.

Review Terhadap Prakiraan Sebelumnya

Sebelum mengembangkan model dan asumsi untuk prakiraan penumpang, akan lebih baik untuk meninjau prakiraan sebelumnya yang dikembangkan untuk bandar udara. Hal ini dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang upaya prakiraan sebelumnya, data yang tersedia, asumsi yang dibuat, dan metodologi yang digunakan. Secara khusus, membandingkan hasil aktual dengan prakiraan akan menunjukkan akurasi prediksi dan memvalidasi metodologi yang digunakan.

Teknik-teknik Prakiraan 

Ada beberapa pendekatan dan teknik untuk menyusun prakiraan, yang paling umum digunakan adalah Analisis Tren (Time Series), Prakiraan Konsensus, Prakiraan Pangsa Pasar, dan Model Ekonometrik/Regresi. Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan dapat digunakan satu persatu maupun kombinasi antar teknik.

Prakiraan Aktivitas Penumpang

Dalam tahap prakiraan ini, yang perlu dilakukan adalah segmentasi aktivitas penumpang, melakukan tolok ukur aktivitas penumpang dan menyusun skenario alternatif aktivitas penumpang.

Prakiraan Bagasi

Prakiraan bagasi harus dikembangkan berdasarkan kasus per kasus tergantung pada bandar udara, layanan udara masing-masing, dan profil penumpang. Rasio tas rata-rata per penumpang paling sering ditentukan berdasarkan tujuan akhir penumpang. Prakiraan bagasi akan dikembangkan dengan mengalikan prakiraan volume penumpang dengan prakiraan rasio tas penumpang untuk berbagai kategori penumpang (yaitu, internasional, domestik, transfer).

Seperti menentukan daerah tangkapan untuk bandar udara (catchment area), menggunakan survei penumpang adalah cara terbaik untuk menentukan rata-rata tas per penumpang di bandar udara. Sumber alternatif untuk menentukan tas rata-rata per penumpang adalah data dari ground handler.

Prakiraan Aktivitas Kargo Udara

Sangat penting untuk memperkirakan tonase kargo dan pergerakan pesawat kargo untuk menentukan kebutuhan fasilitas penanganan kargo fisik serta ruang ramp pesawat. Seperti prakiraan penumpang, ketika mengembangkan prakiraan aktivitas kargo, kekuatan pasar yang mendasarinya harus dipertimbangkan. Elemen-elemen seperti penilaian pasar dan teori ekonomi serta kemampuan dan keterbatasan fisik bandar udara adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan selama proses prakiraan aktivitas kargo.

Prakiraan Pergerakan Angkutan Udara

Volume (frekuensi) dan jenis pergerakan angkutan udara adalah pendorong utama persyaratan lapangan terbang, taxiway, apron, dan parking stand di bandar udara. Pergerakan angkutan udara didefinisikan sebagai kedatangan atau keberangkatan pesawat. Total pergerakan angkutan udara di bandar udara tertentu biasanya didefinisikan sebagai jumlah semua kedatangan dan keberangkatan pesawat yang menggunakan landasan pacu bandar udara.

Umumnya, baik di pasar penumpang dan kargo, peningkatan ukuran pesawat diamati dari waktu ke waktu. Pemakaian pesawat dan kargo yang lebih besar merupakan pendorong penghematan biaya industri. Oleh karena itu, sering diamati bahwa pergerakan angkutan udara meningkat lebih lambat daripada volume penumpang dan kargo.

Prakiraan Periode Puncak

Pola permintaan lalu lintas di bandar udara bergantung pada variasi musiman, bulanan, harian, dan bahkan per jam. Karakteristik puncak sangat penting dalam penilaian fasilitas yang ada untuk menentukan kemampuannya dalam mengakomodasi prakiraan peningkatan pada penumpang dan aktivitas operasional selama periode studi.

Tujuan mengembangkan prakiraan periode puncak adalah untuk menyediakan level desain yang mengukur fasilitas sehingga fasilitas tersebut tidak kurang dimanfaatkan atau terlalu sering penuh sesak.

Itulah gambaran umum tahapan prakiraan atau forecasting dalam Perencanaan Bandar Udara. Dalam realitanya bisa lebih kompleks atau lebih sederhana. Tingkat kompleksitas tergantung dari ukuran bandara, hubungan antara kapasitas dan permintaan, dinamika lalu lintas bandar udara dan sebagainya.

Referensi : IATA – Airport Development Reference Manual (ADRM) Edition 11 (2019)

Terminal 2 Bandara CSMIA Mumbai T2 Raih Rating Platinum untuk Green Existing Building Project

Airportman Indonesia

Airportman Indonesia

Tags

Bagikan artikel ini di media sosial Anda:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDIndonesian