Airportman.id – Saat kita membangun sebuah rumah tangga, pernahkah kita memikirkan, atau bahkan merencanakan bagaimana kelak rumah tangga tersebut dipelihara dan dirawat agar terus menjadi tempat yang memberi rasa aman dan nyaman bagi siapapun yang menjalin dan menjalani aktifitas di dalamnya. Tentunya, situasi dan kondisi rumah tangga tersebut sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup penghuninya.
Baik secara kasat mata, maupun vibes di dalamnya, hunian dapat dengan mudah dikenali mana yang dipelihara dan dirawat secara baik dan benar, dan mana yang tidak. Ada sekian banyak alasan. Finansial mungkin menjadi salah satu alasan utama. Tapi yang tak kalah penting ialah ketidaktahuan bagaimana rumah tangga tinggal harus diperlakukan.
Jika hunian yang hanya ditinggali oleh keluarga saja harus dilakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap fisik bangunannya, agar hal-hal seperti kebocoran atap saat musim hujan tak terjadi, air untuk kebutuhan harian dapat terus mengalir tanpa gangguan atau persoalan listrik misalnya. Lalu bagaimana dengan Bandar Udara, yang merupakan infrastruktur bangunan dan simpul transportasi dengan tingkat kompleksitas dan segala aktifitas kehidupan yang nyaris 24 jam non-stop berputar di dalamnya, tentunya harus memberi rasa aman dan nyaman serta menjamin keselamatan ribuan orang yang menjalani peran baik sebagai petugas maupun penguna jasa kebandarudaraan.
Lalu, untuk mencapai tujuan rasa aman, nyaman serta terjaminnya keselamatan pada setiap aktifitas pelaku kerja di bandara, siapakah yang bertugas memastikan segala fasilitas bangunan dan peralatan penunjang bandara dapat terus berfunsi secara baik? Seperti apa tugas mereka dalam menjalani peran kerja-kerja pemeliharaan fasilitas bangunan dan peralatan kebandarudaraan? Untuk peran-peran itulah fungsi organ tertentu di institusi penyelanggara layanan kebandarudaraan harus dibentuk, dilatih serta terus ditingkatkan kinerja individu maupun tim kerjanya. Hal ini tak sekadar pantes-pantes bahwa fungsi tersebut harus diadakan, namun lebih dari itu, ia merupakan mandat peraturan perundang-perundangan yang harus dipedomani dan dipatuhi.
Fasilitas bangunan yang berada di Bandara yang dimaksud diantaranya ialah Bangunan Gedung Terminal Penumpang, Landas Pacu (runway) sebagai tempat pesawat lepas landas dan mendarat, Apron atau tempat parkir pesawat, serta Jalan Akses dari pintu gerbang bandara menuju Gedung Terminal. Sedangkan peralatan penunjang operasional Bandara yang dimaksud diantaranya ialah kesiapan mesin x-ray untuk memeriksa bagasi penumpang misalnya, Garbarata sebagai jembatan penghubung penumpang pesawat dari Gedung terminal untuk memasuki pesawat terbang, sistem kelistrikan dan tata cahaya bandara, peralatan transportasi di dalam Gedung (escaltor, travelator dan elevator/lift), serta kendaraan-kendaraan berat penunjang operasional dan kesiapan evakuasi apabila terjadi kecelakaan pesawat terbang.
Apa itu Airport Technician ?
Secara harfiah, dapat diartikan sebagai teknisi bandara. Tapi pemaknaan yang mungkin agak tepat ialah Personel Teknik Kebandarudaraan. Ia tak sekedar tukang yang memperbaiki kerusakan fasilitas bangunan atau peralatan penunjang yang disebut di atas tadi. Personel tersebut harus memiliki kapasitas untuk memastikan keandalan suatu fasilitas bangunan atau peralatan penunjang sehingga bandara dapat dioperasikan untuk pelayanan. Bahkan, sebelum terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibuslaw), Airport Technician wajib memiliki lisensi sebagai wujud kecakapan menjalani tugas-tugas keteknikan melalui serangkaian pelatihan dan ujian yang telah ditentukan.
Personel Teknik ini terbagi dan tersebar ke banyak bidang. Ada yang bertanggung jawab di Bangunan Gedung Terminal, Tata Landasan, Peralatan-peralatan penunjang aktifitas di dalam Gedung Terminal, Kendaraan-kendaraan evakuasi kecelakaan penerbangan, Kelistrikan Bandara, Sistem Teknologi dan Jaringan, Navigasi Penerbangan dan masih banyak lagi tentunya. Di bawah kendali dan Kelola Airport Technician, keselurahan bidang tersebut tentunya menjadi satu kesatuan sistem kebandarudaraan terpadu yang harus bekerja secara simultan guna menunjang aktifitas operasional bandara.
Spektrum keandalan yang dimaskud di atas memiliki jangkauan yang sangat luas. Kelayakan sistem struktur yang kuat dan stabil pada Gedung Terminal dan Landasan, keterpaduan fungsi dan tata ruang, pemenuhan tata laksana operasional pelayanan dengan sistem keselamatan dan keamanan yang memadai, serta kelaikan operasi sistem kelistrikan dan peralatan bangunan merupakan wujud keandalan yang harus dipertahankan kinerjanya oleh Personel Teknik Kebandarudaraan.
Sebagai contoh, sebelum pesawat melakukan lepas landas atau mendarat di suatu Bandara, Personel Teknik Landasan melakukan inspeksi atau pengecekan rutin terhadap kondisi landasan. Ia harus memastikan bahwa konstruksi landasan layak untuk dilalui pesawat. Informasi dan kepastian kondisi aktual ini merupakan jaminan keselamatan ribuan nyawa yang dibawa oleh si burung besi.
Apakah dengan melakukan inspeksi landasan, tugas personel Teknik landasan telah selesai? Tentu, belum. Ia harus membuat catatan terperinci pada setiap inspeksi yang dilakukan, mencatat dan mendokumentasikan kejadian-kejadian tak terduga yang terkait dan berdampak terhadap landasan, memetakan potensi-potensi kerusakan permukaan perkerasan landasan, merencanakan program-program pemeliharaan dan perbaikan terhadap potensi kerusakan tersebut, melakukan pengujian terhadap kekesatan permukaan perkerasan landasan sebagai antisipasi pencegahan tergelincirnya pesawat yang diakibatkan kondisi permukaan yang relatif licin atau tidak memenuhi angka kekesatan yang dipersyaratkan, melakukan pembersihan terhadap endapan karet ban pesawat terbang yang menumpuk di permukaan aspal landasan, melakukan pengendalian terhadap ketinggian rumput, saluran dan kontur permukaan di sekitar landasan sebagai antisipasi terhambatnya laju limpasan air hujan yang berpotensi menimbulkan genangan air yang signifikan pada permukaan landasan, serta… sebentar, saya perlu menghela nafas sejenak dan meneguk segelas air sebelum melanjutkan.
Secara garis besar, kerja-kerja personel Teknik landasan terdokumentasi di dalam sebuah dokumen yang disebut Pavement Management System. Apakah tugasnya sudah selesai sampai disitu? Tentu, belum. Tugas-tugas di atas merupakan tugas-tugas teknis yang rutin dan mandataris. Tak jarang, personel Teknik juga terlibat dalam kerja perencanaan dan evaluasi operasional kebandarudaraan, peningkatan kapasitas fasilitas melauli proyek-proyek pengembangan, serta hal-hal lain yang tentu akan bermuara pada terwujudnya kesiapan fasilitas landasan yang andal untuk kegiatan operasional. Tentu, dalam perspektif dan keahlian masing-masing, seperti itulah peran Airport Technician pada umumnya, penjaga gawang pemeliharaan fasilitas dan peralatan kebandarudaraan.
Contoh lain misalnya di dalam gedung terminal, saat kita menunggu panggilan untuk memasuki pesawat. Suhu udara ruangan yang diatur sedemikian rupa untuk memberi rasa nyaman, informasi-informasi yang tersedia melalui layar monitor atau papan penunjuk sebagai panduan perjalanan dan lokasi, ketersedian toilet dan tempat ibadah dengan segala aksesoris dan komponen di dalamnya, fasilitas tambahan berupa ketersedian jaringan internet dan bermain anak, merupakan sebagian dari kerja-kerja tak kasat mata bagaimana Airport Technician ingin memuliakan pengguna jasanya di Bandara.
Memelihara Fasilitas Bandara, Memuliakan Pengguna Jasanya
Sudah lumrah menjadi perbincangan banyak orang, peran yang paling dikenang pada setiap perwujudan fisik bangunan yang monumental, tak lain adalah si perancang dan si pembangun. Namun sangat sedikit, jika tak boleh dikatakan sama sekali tak ada, yang terpikir akan peran pemelihara dan perawat sebuah bangunan. Padahal, tanpa bermaksud memandang remeh, rentang waktu perencanaan hingga pembangunan paling lama hanya lima tahun. Sedangkan setelah bangunan digunakan, usianya bisa mencapai puluhan atau bahkan hingga ratusan tahun. Apakah ia dapat bertahan selama itu tanpa ada sentuhan kasih-sayang tangan para pemelihara bangunan?
Kerja-kerja pemeliharaan memang tak bisa dinafikan dari kerja kolaboratif lintas sektor di dalam bandara. Semuanya bersatu padu, bersinergi satu sama lain untuk memberikan pelayanan kepada pengguna jasanya. Dalam perspektif keteknikan, memastikan keandalan fasilitas bangunan dan peralatan penunjang di bandara merupakan mandat pelayanan yang harus dilakoni. Tentu, mandat tersebut tak serta merta dapat dijalankan tanpa dukungan banyak pihak. Kerja-kerja keteknikan memang tak kasat mata. Di tengah-tengah kerja tak terlihat, ada ruang-ruang kemuliaan yang Tuhan sedang menyambutnya. Karena pada prinsipnya, memastikan fasilitas bangunan dan peralatan penunjang bandara untuk tetap terjaga dan terpelihara keandalan fasilitasnya, merupakan satu tarikan nafas memuliakan tamunya. Bukankah, pengguna jasa itu tamu yang harus dilayani? Dan bukankah memuliakan tamu bagian dari mandat keimanan?
Airportman.id adalah sebuah platform media online. Apa yang membuat kami berbeda dengan platform lain adalah kami berfokus pada dunia bandar udara. Komitmen kami adalah untuk memberikan edukasi dan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan industri, teknologi, ekosistem maupun kegiatan di bandar udara. Airportman.id juga menjadi wadah untuk berdiskusi, menyampaikan uneg-uneg, pendapat, kritik, saran maupun gagasan yang membangun untuk memajukan dunia kebandarudaraan di Indonesia dan dunia.